ini adalah jalan ku , pilihanku, resikoku dalam memilih
bahkan ketika kurasa aku menyanggupinyaa, aku pun terjatuh kembali untuk merasakan kepedihannya
adalah normal ketika aku menyadarkan diri bahwa aku adalah bagian dari manusia yang tak sempurna
aku yang merasa bisa kini bahkan tak biasa untuk menegakkan kepala seraya berkata," Aku Bisa!!"
namun, yang tak ada adalah sebuah toleransi ketika suatu hari aku menginginkan hal ini untuk dihentikan
dan itu pun nyata ketika benarlah tak ada toleransi untuk kata terlambat, tidak dan gagal
dunia ini perlu apa untuk menunggu diriku yang menginginkan sebuah kata toleransi
mengeluh pun tak ada guna karena semua berjalan lurus ke depan
ketika pun ada yang bertanya, "Mengapa tak dihentikan saja, mengapa tak disudahi saja?"
aku pun kembali mempertanyakan kepada keniatan hatiku,
dan apakah aku pernah memilih untuk kemudian dihentikan di tengah perjalanan?
Tentu saja tidak..
tidak bagiku ... entah untuk yang lain
bahwa sesungguhnya ini adalah bagian dari perjalanan indah yang telah Allah kirimkan kepadaku
bahwa sesungguhnya tiada yang sia-sia atas apa-apa yang telah kuperbuat
dan tentunya Tuhanku mengingatkanku akan hal ini
bahwa kebahagiaan itu semu
bahwa tawa dan cada itu berproses
bahwa tangis itu ada dan nyata
sebagai bentuk penafsiran diri atas segala kesalahan, bukan sebagai bentuk kekecewaan
Tuhanku, aku pada-Mu
biarlah mereka berkata apa , namun aku pada-MU
biarlah mereka menafsirkan apa, namun aku tetap pada-Mu
biarlah aku yang terlunta, namun aku pada-Mu
